
Di tengah maraknya berbagai jenis kacang-kacangan impor, tahukah Anda bahwa Indonesia memiliki salah satu harta karun pangan yang hampir terlupakan? Namanya adalah kacang parang. Bahan pangan lokal ini bukanlah pendatang baru. Ia telah lama menjadi bagian dari kuliner Nusantara, namun kini popularitasnya kembali menanjak berkat kandungan gizi dan manfaat kesehatannya yang luar biasa.
Bagi generasi muda, nama ini mungkin masih asing di telinga. Namun, bagi para pencinta kuliner tradisional dan pegiat hidup sehat, kacang dengan bentuk khas ini merupakan sumber protein nabati yang sangat berharga. Mari kita kupas lebih dalam mengenai keistimewaan si legendaris ini.
Mengenal Ciri Khas dan Bentuk Kacang Parang

Sekilas, kacang ini memiliki penampilan yang unik dan mudah dikenali. Bentuknya besar, lebih besar dari kacang kedelai atau kacang tanah, dengan kulit berwarna krem atau coklat muda. Polongnya tumbuh menggantung di tanaman merambat, dan setiap polong biasanya berisi dua hingga tiga biji.
Ciri paling mencolok adalah adanya garis hitam atau coklat tua yang membelah bijinya, mirip dengan mata pada kacang merah. Garis inilah yang menjadi salah satu pembeda utamanya. Tekstur kacang parang setelah dimasak cenderung lembut tetapi tidak hancur, membuatnya sangat cocok untuk berbagai macam olahan.
Asal Usul dan Penyebaran Kacang Parang

Kacang dengan nama latin Canavalia ensiformis ini sebenarnya bukanlah tanaman asli Indonesia. Para ahli sejarah memperkirakan bangsa Portugis atau Spanyol yang membawanya ke Nusantara ratusan tahun yang lalu. Karena daya tahannya yang kuat dan mampu tumbuh di tanah yang kurang subur, ia kemudian dengan cepat menyebar dan dibudidayakan di berbagai daerah.
Ia dikenal dengan berbagai nama di setiap region. Sebagian masyarakat menyebutnya sebagai kacang botor, kacang kara, atau kacang komak. Meski namanya berbeda-beda, yang jelas, ia telah berasimilasi dengan sempurna dalam khazanah kuliner dan pertanian Indonesia, terutama di daerah-daerah pesisir.
Gizi dan Manfaat Kacang Parang bagi Kesehatan

Di balik bentuknya yang sederhana, tersimpan segudang manfaat yang powerful. Seperti halnya jenis kacang-kacangan lain, ia adalah sumber protein nabati yang sangat baik. Namun, keunggulannya tidak berhenti di situ.
- Sumber Protein dan Serat Tinggi
 Kandungan proteinnya sangat dibutuhkan untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh. Sementara itu, seratnya yang tinggi sangat baik untuk kesehatan pencernaan, membantu menurunkan kolesterol, dan membuat Anda kenyang lebih lama.
- Kaya Akan Mineral Penting
 Kacang ini mengandung mineral seperti kalsium, fosfor, dan zat besi. Kalsium dan fosfor berperan penting untuk kesehatan tulang dan gigi, sedangkan zat besi membantu mencegah anemia.
- Mengandung Antioksidan
 Senyawa antioksidan dalam kacang parang, seperti flavonoid, membantu tubuh melawan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berbagai penyakit kronis.
- Pilihan untuk Diet Sehat
 Karena kaya protein dan serat, ia menjadi pilihan makanan yang ideal bagi Anda yang sedang menjalani program diet, vegetarian, atau hanya ingin menerapkan pola makan yang lebih sehat.
Berbagai Olahan Lezat dari Kacang Parang
Kembalinya popularitas kacang ini juga didorong oleh kreativitas dalam mengolahnya. Teksturnya yang padat dan gurih membuatnya sangat fleksibel.
- Sayur dan Osengan: Olahan yang paling klasik adalah sayur lodeh atau oseng-oseng kacang parang dengan cabai dan bumbu lainnya. Rasanya gurih dan sedikit kenyal.
- Camilan: Kacang ini juga bisa direbus begitu saja sebagai camilan sehat, atau digoreng kering seperti kacang tanah namun dengan ukuran yang lebih besar.
- Tepung Kacang Parang: Tepung dari kacang ini mulai banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan makanan seperti brownies, cookies, atau pancake untuk menambah nilai proteinnya.
- Campuran Salad: Untuk salad sayur, kacang yang telah direbus terlebih dahulu bisa menjadi pengganti kacang merah atau jagung, menambah tekstur dan gizi dalam semangkuk salad Anda.
Tips Mengolah Kacang Parang dengan Benar
Sebelum mengolahnya, ada satu langkah penting yang tidak boleh Anda lewatkan: perendaman. Rendam kacang parang mentah dalam air selama minimal 8 jam atau semalaman. Proses ini berfungsi untuk melunakkan teksturnya dan mengurangi senyawa antinutrisi yang dapat mengganggu penyerapan gizi. Setelah direndam, bilas hingga bersih sebelum dimasak.

Kekayaan Pangan Lokal
Kacang parang adalah bukti bahwa kekayaan pangan lokal Indonesia tidak ada habisnya. Dengan kandungan gizi yang melimpah, rasa yang lezat, dan sejarah yang panjang, tidak heran jika ia kembali menjadi primadona. Jadi, jangan ragu untuk memasukkan bahan pangan lokal yang penuh manfaat ini ke dalam menu harian keluarga Anda. Mari kita dukung keberlanjutan pangan lokal dengan mengenal dan mengkonsumsinya.